“Semakin banyak peziarah yang berangkat ke Makkah, semakin meningkatlah fanatisme (Keislaman).” -Koran De Locomotief, 1877-
Seratusan tahun lalu sejak kalimat tersebut dimuat di Koran Hindia Belanda De Locomotief (terbit pertama kali di semarang 1845), umat Islam di Indonesia pernah merasakan bagaimana momentum haji begitu berpengaruh dalam diri pribadi. Ditakuti oleh musuh-musuhNya, tapi dicari-cari oleh perindu tuntunanNya. Tidak ada kisah jema’ah pulang haji menjadi pencuri. Tak ada pula mereka yang setiba dari Tanah Suci kemudian mendekam di bui karena kasus korupsi. Haji adalah momentum suci untuk membawa misi Islam ke dalam negeri.
~menarik tak.. terasa ingin cepat-cepat kembali kepada keadaan seperti ini..
tapi keinginan sahaja tidak cukup, kerana jalan ini panjang dan perlukan orang yang mampu menggerakkannya..
rindu saat itu..
saat itu islam merupakan nadi kehidupan manusia yang punya nama muslim..
rindu,
suatu masa dulu..
seperti islam yang semula dan sebaiknya.
No comments:
Post a Comment